Macan Putih (Penjaga Makam Stanagede)
Cerita tentang kesaksian oleh peziarah atau pejalan yang melewati seputaran makam Stanagede – Silepah sejak lama bahkan hingga saat ini. Selain macan putih, ada juga yang menyaksikan kumbang dan loreng.
Yang paling sering dilihat, bahkan menemani peziarah adalah macan putih. Tak ada satupun orang yang diserang atau dilukai. Yang sering terjadi, macan putih tersebut menunggui orang ziarah.
Beragam cerita yang beredar dari tutur masyarakat sekitar. Misalnya ketika salah satu ulama’ sekitar wafat kala itu dijaga oleh keluarga selama 40 hari, nah waktu piketan oleh keluarga tersebut disetiap jaga malamnya ditemani oleh macan putih tersebut.
Lain cerita tutur pengalaman peziarah lain yang mengantar peziarah lain ‘tirakatan’ atau bahkan dirinya sendiri rutinan ziarah setiap malam juga ditemani.
Setelah selesai ritual dan ubo rampe lainnya kata peziarah itu berbicara dengan macan tersebut “ayo mbah kancani bali” beberapa saat mengikuti dan mengantar sampai batas desa, setelah peziarah memasuki desa macan tersebut kembali ke tempat semula, entah kemana yang pasti masih sekitar makam stana gede dan wilayah desa disekitar Mojotengah.
Macan putih tersebut menurut penuturan warga dan pak kadus sendiri adalah sebagai penjaga desa, penjaga ternak desa. Dalam hal ini hewan atau macan adalah saudara kita, saudara tua kita bahkan orang Jawa dalam menghormati atau memanggil bukan hanya macan dsb, tapi memanggil dengan simbah, mbah, atau Kiai. “wah Kiainya sampun rawuh, mbahnya nembe liwat.
Sebegitu menghormatinya orang Jawa terhadap sesamanya maupun makhluk lainnya, dan itu tak hanya satu dua hewan saja tapi bermacam-macam ungkapan lainnya.
Kembali ke pembahasan Mbah Macan juga bisa dimaknai sebagai ulama’ dengan penuh gagah dan kharismanya, jadi tidak heran kalau ada macan di sekitar makam Stana Gede sebagai makamnya para ulama’ para kiai yang berperan dan menyebarkan kebaikan dengan santun dan mengayomi. Wallahu a’lam bishowab. Ingkang sumare poro Wali lan Ulama’ wonten Stana Gede lan sekitare wa linnabi lahumul fatihah.