Di sebuah wilayah dengan pertanda batuan lawas yang telah dipugar dan diubah menjadi kekinian, secara sekilas memang menjadi bagus, rapi dan sebagainya. Namun ini malah menjadikan cerita, atau pun sejarah dari sebuah objek menjadi hilang.
Masih beruntung kalau masih ada orang yang menjadi patokan ketika pemugaran paham akan alur dari before-after dari sebuah objek yang dipugar sehingga ketika di kroscek ulang untuk menuturkan kembali bangunan yang dulu seperti apa dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Sebagaimana objek yang disinggung diatas yang sejak awal ditandai dengan anomali pohon randu yang sekarang telah hilang jejaknya pula, batuan yang dulu tak menghadap agak serong kemudian diluruskan menjadi sesuai dengan arah kiblat.
Jika dilihat dan diteliti lebih jeli dan seksama batuan itu berukuran sekitar satu meteran dengan potongan lebar lebar dan menunjukkan bebatuan lawas. Menurut tutur cerita yang beredar itu adalah sebuah makam dari tokoh yang berpengaruh dalam suatu wilayah di situ. Dengan adanya sebuah masjid yang masih satu wilayah di kuburan tersebut adalah sebagai salah satu fungsi juga dalam menjaga sebuah situs.
Sehingga sampai sekarang terus menerus berdatangan para peziarah silih berganti di objek tersebut berdoa, bermunajat yang pada jaman dahulu adalah sebuah tempat yang ditanami senjata untuk tolak balak membalik keadaan pada saat itu sehingga situasi menjadi tenang.
Kalau pun ada istilah dan cerita yang beredar di masyarakat tentang sebuah maqom di dua wilayah dengan satu nama yang sama. Perihal semacam ini sebenarnya adalah yang dimaksud adalah senjata atau pusaka yang di kuburkan di tempat A dan pasangannya atau bisa warangkanya, wadah dari pusaka tersebut di tempat B.
Ya, meskipun ada pula kasus yang demikian yang memang sebenarnya orang mempunyai beragam makam atau pula disebut dengan petilasan. Tapi dalam konteks diatas adalah ketika yang di kubur adalah pusaka atau senjata dsb. Wallahu a’lam bishowab.
*Foto tidak terkait dengan tulisan.