Diktator Pertama Di Tanah Jawa
Menurut babad tanah jawa, Raden Sayidin atau Amangkurat I telah membantai orang- orang yang dianggap mbalelo. Termasuk adiknya sendiri, Pangeran Alit.
Bahkan 5000 ribu pemuka agama yang dianggap mendukung Pangeran Alit juga dieksekusi mati di Alun- alun Mataram.
Inilah awal kehancuran Mataram.
Amangkurat 1 adalah putra Sultan Agung Hanyokrokusumo. Amangkurat 1 bertahta th 1646- 1677 M. Pada masa pemerintahnnya, tak sedikitpun prestasi yang tercatat dalam sejarah. Watak ayahnya tak membekas sedikitpun kepada Amangkurat 1.
Amangkurat I digambarkan sejarawan Merle C. Ricklefs dalam War, Culture, and Economy in Java 1677-1726 (1993) sebagai penguasa brutal tanpa sedikit pun keberhasilan atau kreativitas. “Jika Sultan Agung menaklukkan, menggertak, membujuk, dan bermanuver, Amangkurat I menuntut dan membantai”.
Konflik keluarga lebih memanas ketika Amngkurat 1 terlibat persaingan asmara dengan Raden Mas Rahmat, putra mahkotanya sendiri. Gadis cantik bernama Rara Oyi telah membuat anak dan ayah itu mabuk kepayang. Hubungan keduanya menjadi memanas. Dari sini kemudian muncul berbagai persolaan stabilitas keraton.
Mataram didirikan oleh Sutawijaya dan mencapai kejayaan di era cucunya, Raden Mas Rangsang atau Sultan Agung. Kemudian melemah sejak kekuasaan di pegang Amangkurat 1. Siklus sejarah semacam ini adalah keniscayaan. Tak ada yang abadi.
Dan hampir semua kehancuran disebabkan oleh faktor dari dalam diri sendiri. Mataram hancur bukan oleh VOC, pemberontakan Trunojoyo atau siapapun, tapi oleh kerapuhan mental keluarga Istana sendiri.
Sejak jauh hari, Nabi telah memberi warning bahwa musuh terbesar adalah hawa nafsu di dalam diri sendiri. Statement fenomenal ini disampaikan nabi pasca perang badar. (As)