Arang dalam Sumuran dan Peripih Candi, untuk apa?
Dalam penggalian peripih komplek Prambanan Ijzerman menemukan berbagai jenis bahan yang telah menjadi arang, atau tulang belulang yang telah melalui proses pembakaran. Adapun rinciannya sebagai berikut slurr!:
Sumuran Candi Siwa:
- Kotak peripih ditemukan di bawah kedalaman 13m dari lantai. Peripih ini memiliki bentuk persegi berukuran 2.2m (mungkin kotak peripih terbesar yg pernah ditemukan).
Disekitarnya ditemukan tanah yang telah bercampur arang Di kotak peripih, selain itu ditemukan pula potongan-potongan tulang kecil binatang hasil bekas pembakaran.
Tulang-tulang ini setelah melalui uji lab diketahui adalah bagian kaki depan kambing dan tulang dada ayam. Dari bekas-bejasnya terlihat jelas tulang-tulang itu telah melewati proses pembakaran. Selain itu ditemukan pula plat emas beraksara.
Ketika tutup peripih dibuka ditemukan lempeng tembaga yang telah berkarat, lempeng ini disimpan rapi daan terkubur dalam tamah yang telah bercampur arang dan abu, selain itu ditemukan pula lempeng-lempeng emas, perak dan tembaga. Abu tersebut setelah dipanaskan dalam lab menghasilkan bahan “empyreumatik” (semacam ter) yang menyiratkan pembakaran yang tidak sempurna dari zat binatang.
Masih banyak lagi benda-benda yang ada di dalam kotak peripih C. Siwa tersebut Diantaranya: 20 keping uang logam kecil berbentuk bundar, cincin, manik-manik hijau, lembaran emas dan perak, kerang laut, dan selusin plat emas kecil.
Peripih dengan arang dan abu tidak hanya ditemukan di candi Siwa, namun hampir seluruh kotak peripih candi ditemukan benda-benda tersebut. Lalu pertanyaannya bekas apa arang abu itu? Dibakar diluar kemudian dimasukkan dalam kotak, atau peripih memang dibakar di dalam peripih?
*Ijzerman 1891
Ritual Sang Hyang Brahma dalam upacara Sima
Selain sesaji untuk Hyang Kudur, Sang Manuyut, Hyang Sima (watu teas), dan Hyang Kalupang, terdapat satu ritual lagi yang ditujukan kepada Hyang Brahma. Pak Soekmono memprediksi Hyang Brahma adalah dewa Brahma. Namun dalam Prasasti Pagumulan A bisa memberikan keterangan lebih jelas mengenai siapa dan apa Hyang Brahma. Hyang Brahma tersebut tak lain adalah sebuah upacara yang berhubungan dengan ritual Api ketika berlangsungnya upacara Sima. Dan di prasasti yang sama menyebutkan pula alat bakar dari upacara tsb adalah segenggam kayu “..pernah sang Hyang Brahma tenui ikan kayu sekagegonan”
Namun sayang, belum ditemukan keterangan lebih lanjut mengenai benda-benda apa saja yang ikut dibakar dalam sebuah prasasti. Upacara pembakaran ini juga masih serangkai dengan upacara yang dikemukakan di baris awal. Kemungkinan berada di calon bangunan, yang ada di tengah lapang yang akan di jadikan sima.